Hari Suci Nyepi: Merehatkan Alam dan Manusia di Tengah Pandemi

oleh

Hari Raya Nyepi adalah hari pergantian tahun Saka (Isakawarsa) yang dirayakan setiap satu tahun sekali yang jatuh pada sehari sesudah tileming kesanga pada penanggal 1 sasih Kedasa. Nyepi memiliki filosofi dimana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya). Nyepi mengandung arti sepi atau sunyi, dan dirayakan setiap 1 tahun saka.
Sebelum hari suci Nyepi, dilaksanakan serangkaian upacara dan upakara yang bermaksud agar Penyucian Buana Alit dan Buana Agung berjalan dengan lancar. Rangkaian upacara tersebut berbeda-beda, tergantung dari Genius Local Wisdom dan urun rembug masing-masing daerah serta kebijaksanaan yang ditetapkan bersama. Hari Suci Nyepi khususnya di Bali memiliki beberapa tahapan. Dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh puncak Hari Suci Nyepi itu sendiri. Dan terakhir disebut dengan Ngembak Geni.


Pada saat Hari Suci Nyepi umat Hindu melakukan catur brata penyepian yaitu, 1. Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. 2. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani. 3. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri. 4. Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.. Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabrata” fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam). Ngembak GeniNgembak Geni yang jatuh sehari setelah Nyepi (Ngembak Api), sebagai rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka.


Hari suci nyepi tahun saka 1943 kali ini tentunya sangat berbeda dari sebelumnya mengingat di Indonesia masih dilanda pandemi covid-19. Dengan kondisi saat ini tentunya umat Hindu harus mulat sarira (intropeksi diri sendiri) dengan segala hal yang telah diperbuat. Setelah melakukan catur brata penyepian kita harus memperbaiki diri kita dengan menjaga hubungan baik dengan Tuhan, sesama manusia dan dengan makhluk yang ada di dunia ini. Dengan adanya pandemi bisa dikatakan sebagai nyepi nya bumi ini, sehingga dapat merehatkan bumi ini dari segala hiruk-pikuk ulah manusia. Semoga bumi tetap lestari dan selalu menjadi sumber kehidupan bagi manusia. (Red)

Oleh: Agung Nugroho, S.P

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.