Lampungpedia.com, Jakarta – Rencana pemerintah untuk memperpanjang PPKM Darurat hingga akhir Juli mendapat kritikan dari Komunikolog Politik Nasional Tamil Selvan. Menurutnya belum ada skema dan prediksi yang jelas untuk menghentikan laju Covid19, dan PPKM Darurat justru berpotensi menimbulkan kericuhan sosial dan politik.
“Pemerintah akan melakukan kesalahan fatal dengan melanjutkan PPKM Darurat, karena jika pergerakan ekonomi di arus bawah terhenti, masyarakat akan khilaf dan ini sangat tidak baik. Belum lagi arogansi para petugas dilapangan yang mencoreng wajah pemerintah,” ungkap Ketua Forum Politik Indonesia ini kepada awak media, Minggu (18/7).
Pria yang akrab disapa Kang Tamil ini menduga ada oknum di pemerintahan yang sengaja ingin kondisi Covid di Indonesia terus berlanjut dan ingin menjerumuskan Presiden Jokowi. Hal ini diutarakannya karena melihat struktur pemerintah daerah tidak bergerak dalam melakukan upaya percepatan vaksin.
“Diseluruh Indonesia itu ada Kelurahan dan Kepala Desa, jika vaksin di gerakan melalui perangkat mereka maka dalam hitungan hari urusan vaksin akan selesai. Nah, dengan banyaknya alasan yang diutarakan pihak pemerintah, saya justru melihat ada oknum dipusat dan daerah yang ingin terus menari dikondisi Covid ini, dan ingin menjerusmuskan Pak Presiden. Ini bahaya yang perlu diantisipasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, jika alasannya adalah kekurangan tenaga medis untuk melakukan suntik vaksin, dirinya menyarankan untuk mengunakan tenaga seluruh mahasiswa akademi keperawatan dan kebidanan serta mahasiswa kedokteran diseluruh Indonesia sehingga masalah tersebut teratasi.
“Jika kita ingin mencari solusi kita akan mengesampingkan alasan, ini justru alasan demi alasan yang dikedepankan. Kalau problemnya nakes, kita bisa organisir seluruh akper, akbid dan mahasiswa kedokteran di Indonesia. Jadi tidak ada alasan,” paparnya.
Kang Tamil mengatakan bahwa data covid di Indonesia segaja diskenariokan agar memberi ketakutan dimasyarakat, dan ini diduga merupakan permainan para oknum pejabat yang ingin merusak citra presiden Jokowi.
“Kita jangan mengajari masyarakat jadi bodoh. Jangan lihat jumlah dong, kita harus lihat rasio. Total pasien positif covid di Indonesia hanya 1% dari jumlah penduduk, sementara Amerika itu 10%. Jadi jangan menyebar ketakutan seolah Indonesia berada diposisi tertinggi covid dunia,” tegasnya.
Kemudian Kang Tamil menyarankan agar PPKM segera dihentikan dan pemerintah fokus pada percepatan vaksin, karena hanya melalui metode vaksin terbukti meminimalisir dampak virus covid.
“Sudahlah ngak usah PPKM segala, ngak terbukti metode itu. Justru menyengsarakan rakyat kecil dan berpotensi memunculkan masalah baru. Fokus saja pada percepatan vaksin, itu metode yang teruji meminimalisir dampak covid,” tutupnya. (Rls/Red)